BAB I
PENDAHULUAN
Dapat dijelaskan perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa.
Menurut Kotler & Amstrong, (2001:354) kualitas produk merupakan senjata strategis yang
potensial untuk mengalahkan pesaing. Jadi hanya perusahaan dengan kualitas
produk paling baik yang akan tumbuh dengan pesat, dan dalam jangka panjang
perusahaan tersebut akan lebih berhasil dari perusahaan yang lain.
Suatu perusahaan dalam mengeluarkan produk sebaiknya disesuaikan
dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan begitu maka produk dapat
bersaing di pasaran, sehingga menjadikan konsumen memiliki banyak alternatif
pilihan produk sebelum mengambil keputusan untuk membeli suatu produk yang
ditawarkan. Keunggulan-keunggulan dari produk dapat diketahui oleh konsumen
dan bisa membuat konsumen tertarik untuk mencoba dan kemudian akan
mengambil keputusan untuk membeli suatu produk tersebut.
Menurut Sutisna, “Setidak-tidaknya ada dua kriteria evaluasi alternatif. Pertama adalah manfaat yang diperoleh dengan membeli produk. Kedua, kepuasan yang diharapkan”(2001:22).
Philip kotler menyatakan “konsumen mempelajari mrek-merek yang tersedia dan cirri-cirinya. Informasi ini di gunakan untuk mengevaluasi semua alternative yang ada dalam menentukan keputusan pembeliannya”
Loudon dan Bitta ( 1988 ) lebih menekankan perilaku konsumen sebagai suatu proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan individu untuk mengevaluasi, memperoleh, menggunakan, atau mengatur barang dan jasa.
Berdasarkan pendapat tersebut, ketika berbagai alternatif telah diperoleh, konsumen melakukan evaluasi alternatif. Evaluasi altenatif tersebut, dalam keberadaanya ditentukan oleh keterlibatan konsumen dengan produk yang akan dibelinya.
Dari definisi-definisi di atas dapat di tarik beberapa kesimpulan yaitu :
1. Perilaku konsumen mayority perilaku individu dan rumah tangga
2. Perilaku konsumen menyangkut suatu proses keputusan sebelum pembelian serta tindakan dalam memperoleh, memakai, mengkonsumsi dan menghabiskan produk.
Memahami perilaku konsumen meliputi perilaku yang dapat di amati seperti jumlah yang si belanjakan, kapan, dengan siapa dan bagaimana barang yang sudah di beli di konsumsi juga termasuk variable-variabel yang tidak dapat di amati seperti nilai-nilai yang tidak di miliki konsumen kebutuhan pribadi, persepsi, bagaimana mereka mengevaluasi alternative dan apa yang mereka rasakan tentang kepemilikan dan penggunaan produk yang bermacam-macam.
Landasan Teori
IV. Evaluasi Alternatif Sebelum Pembelian
4.1 Kriteria Evaluasi
Selama evaluasi, konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola pengumpulan informasi mungkin berubah, evaluasi merek, dan pemilihan merek. Pengalamn konsumsi secara langsung akan berpengaruh apakah konsumen akan membeli merek yang sama lagi.
konsumen memerlukan informasi yang relative lengkap untuk membentuk criteria evaluasi dari kriteria yang baku .Prosesnya lebih rumit dan panjang mengikuti proses tradisional. Mulai dari sadar akan kebutuhan, motivasi untuk memenuhi kebutuhan, mencari informasi, mengembangkan alternative, memilih satu dari berbagai alternatif dan memutuskan untuk membeli. Terutama menyangkut produk yang gampang terlihat oang lain dan sangat mempengaruhi citra diri sosial seseorang (significant others; orang lain yang signifikan bagi kehidupan seseorang, terutama citra dirinya).
4.2 Penentuan Alternativ pilihan
Setelah criteria yang akan menjadi alternative pilihan di tentukan barulah konsumen menentukan alternative produk yang menjadi pilihannya.
4.3 menaksir alternariv pilihan
Setelah alternative pilihan telah di tentukan konsumen perlu menaksir atau memperkirakan produk yang kita tuju sebagai alternative pilihan tersebut. Apakah produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan kita sebagai alternative pilihan dari produk utama ataukah tidak, di perlukan adanya analisis terhadap produk tersebut.
4.4 Menyeleksi Aturan Pengambilan Keputusan
Keputusan konsumen untuk membeli atau tidak membeli suatu produk atau jasa merupakan saat yang penting bagi
pemasar. Keputusan ini dapat menandai apakah suatu strategi pemasaran telah cukup bijaksana, berwawasan luas, dan efektif, atau apakah kurang baik direncanakan atau keliru menetapkan sasaran. Keputusan merupakan seleksi terhadap dua pilihan alternative atau lebih.
Riset konsumen eksperimental mengungkapkan bahwa menyediakan pilihan bagi konsumen ketika sesungguhnya tidak ada satu pun pilihan, dapat dijadikan strategi bisnis yang tepat, strategi tersebut dapat meningkatkan penjualan dalam jumlah yang sangat besar.
Teori-teori pengambilan keputusan konsumen bervariasi, tergantung kepada asumsi peneliti mengenai sifat-sifat manusia. Terdapat empat pandangan atas pengambilan keputusan konsumen:
- Pandangan ekonomi, konsumen sering dianggap sebagai pengambil keputusan yang rasional.
- Pandangan pasif, menggambarkan konsumen sebagai orang yang pada dasarnya tunduk pada kepentingan melayani diri dan usaha promosi para pemasar. Para konsumen dianggap sebagai pembeli yang menurutkan kata hati dan irasional.
- Pandangan kognitif, menggambarkan konsumen berada diantara pandangan ekonomi dan pandangan pasif yang ekstrim, yang tidak (atau tidak dapat) memperoleh pengetahuan yang mutlak mengenai semua alternatif produk yang tersedia dan karena itu tidak dapat mengambil keputusan yang sempurna, namun secara aktif mencari informasi dan berusaha mengambil keputusan yang memuaskan.
- Pandangan emosional, mengambil keputusan yang emosional atau impulsive (menurutkan desakan hati).
V. Pembelian
Keputusan adalah suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif
Setelah konsumen mempunyai evaluasi alternatif maka konsumen akan membuat keputusan untuk membeli. Penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan merek di antara beberapa merek yang tersedia.
5.1 Proses Keputusan Membeli
Pola pengambilan keputusan konsumen dalam melakukan proses pembelian dilalui melalui beragam tahapan. Tahapap itu adalah sebagai berikut.
Proses pengambilan keputusan pembelian
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
- Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
- Pencarian informasi (information source).Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi.[Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
- Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
- Keputusan pembelian (purchase decision).[ Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian.Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
- Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya.[7] Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan
5.2 Memilih Alternatif Terbaik
pengambilan keputusan membeli produk atau tidak seseorang dipengaruhi oleh Faktor personal meliputi motivasi, persepsi, pemahaman, kepercayaan, sikap, dan kepribadian seseorang dalam membeli suatu barang yang mereka inginkan.
5.3 Memilih Sumber-sumber Pembelian
Sumber-sumber yang diperoleh meliputi:
1. Pasar
kelompok individual ( perorangan maupun organisasi ) yang mempunyai permintaan terhadap barang tertentu, berdaya beli, dan berniat merealisasikan pembelian tersebut. Secara keseluruhan, perilaku pasar bersifat hetrogen.
2. Konsumen
motivasi yang dapat dipandang sebagai dasar dari semua perilaku konsumen.
3. Referensi
VI. Sumber Daya Konsumen dan Pengetahuan
6.1 Sumber daya ekonomi
Adalah potensi ekonomi yang pada dasarnya dapat di artikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu sumberdaya yang dimiliki baik yang tergolong pada sumberdaya alam (natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi) wilayahtingkat ketergantungan terhadap sumberdaya secara struktural harus bisa dialihkan pada sumberdaya alam lain.
6.2 Sumber daya sementara
Waktu menjadi variabel yang semakin penting dalam memahami perilaku konsumen. Karena, konsumen semakin mengalami kemiskinan akan waktu. Namun demikian ada suatu bagian waktu yang dihabiskan untuk kegiatan yang sangat pribadi yaitu waktu senggang. Produk yang diklasifikasikan menurut sifat waktu konsumen disebut barang waktu (time goods).
· Barang yang Menggunakan Waktu
Produk yang memerlukan pemakaian waktu dalam mengkonsumsinya.
· Barang Penghemat Waktu Produk yang menghemat waktu memungkinkan konsumen meningkatkan waktu leluasa mereka.
6.3 Sumber daya kognitif
Pengertian sumber daya kognitif adalah kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan.
Sumberdaya Kognitif menggambarkan kapasitas mental yang tersedia untuk menjalankan berbagai kegiatan pengolahan informasi Alokasi Kapasitas Kognitif dikenal sebagai perhatian (attention). Perhatian terdiri dari dua dimensi:
· Arahan (direction) menggambarkan fokus perhatian
· Intensitas mengacu pada jumlah kapasitas yang difokuskan pada arahan tertentu. Karena kapasitas tersebut terbatas, orang harus selektif dalam apa yang mereka perhatikan dan berapa banyak perhatian dialokasikan selama pengolahan informasi.
6.4 Kandungan pengetahan
Apa yang dibeli, berapa banyak yang dibeli, dimana membeli dan kapan membeli akan tergantung kepada pengetahuan konsumen mengenai hal-hal tersebut.
Pengetahuan Konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.
· Pengetahuan Produk
· Pengetahuan Pembelian
· Pengetahuan Pemakaian
6.6 Mengukur pengetahuan
pengetahuan dapat di ukur setelah konsumen merasa telah terpenuhi kebutuhannya oleh produk yang mereka beli di karenakan dengan adanya kepuasan konsumen terhadap suatu produk berarti konsumen mengatahui pengetahuan yang benar terhadap produk sebelum produk itu di beli dengan pencarian informasi yang akurat dari produk tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Contoh Kasus :
Minuman isotonic yang di tawarkan kepada pasar sekitar tahun 1980 an. Karena rasanya yang asin dan tidak biasa bagi konsumen saat itu, penerimaan terhadap produk ini menjadi lebih lambat sekali sedangkan minuman sari buah, the dan air mineral saat itu lebih banyak di minati oleh masyarakat pada masa tersebut. Baru sekitar tahun 2000 an minuman isotonic bisa di terima oleh masyarakat dengan pocari sweat sebagai leader dalam kategori ini.
Bagi makanan dan minuman dengan kategori baru dan menawarkan sesuatu yang lain dengan kebiasaan makan atau norma suatu suku, maka proses yang di butuhkan untuk dapat di terima oleh masyarakat dapan memakan waktu lama dengan kata lain di buruhkan satu generasi penuh agar kategori makanan dan minuman tersebut dapat di terima oleh masyarakat.
Mengetahui suatu budaya atau kebiasaan masyarakat bukanlah pekerjaan mudah karena itulah seorang marketer harus secara cermat dan hati-hati dalam melaksanakan strategi pemasaran. Banyak perusahaan yang berfokus untuk mengedukasi pasar namun karena berlangsung berlangsung untuk waktu lama, perusahaan tersebut harus putus di tengah jalan. Akhirnya yang menikmati adalah pendatang baru yang relative tidak memerlukan banyak upaya untuk melakukan edukasi pasar. Perusahaan tentunya memerlukan kesabaran yang panjang untuk menunggu sampai suatu saat konsumen menerima suatu produk
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari contoh kasus di atas dapat di ketahui adalah karakteristik pembeli inilah yang membuat setiap konsumen sebagai individu menjadi berbeda karena setiap orang tentunya memiliki persepsi berbeda-beda terhadap kepuasan dari produk yang di belinya. Dalam melakukan pembelian factor yang menjadi pertimbangan di pengaruhi oleh tingkat kebutuhan akan produk dan factor lain yang juga berpengaruh adalah pemilihan waktu dengan perubahan menyangkut rasa, Perusahaan di tuntut untuk melakukan inovasi seiring perkembangan zaman mengikuti selera yang ada di masyarakat agar segmen yang di bidik tidak melakukan pemilihan alternative terhadap produk lain yang bisa memberi kepuasan konsumen dari produk yang di butuhkannya. Konsumen memerlukan pengetahuan yaitu kumpulan berbagai informasi mengenai produk untuk mengambil keputusan membeli atas produk yang di inginkannya. terjadi evaluasi terhadap produk isotonic setelah konsumen tidak sesuai dengan produk tersebut maka mereka akan memilih alternative yang terbaik terhadap produk yang akan di belinya. Contoh di atas menunjukkan bahwa masyarakat setempat tidak cocok terhadap minuman isotonic karena menurut mereka rasanya yang tidak sesuai dengan selera mereka lalu mereka menentukan alternative pilihan dan mereka berpindah untuk lebih memilih minuman sari buah, teh, atau mungkin air mineral. Perusahaan harus dapat memasarkan barang atau jasa yang diproduksi kepada konsumen agar dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain. Sebagaimana kita ketahui, dunia usaha sekarang ini banyak menghadapi adanya persaingan. Persaingan antar perusahaan sejenis baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif. Oleh karena itu perusahaan yang ingin hidup dan berkembang harus memperhatikan kemampuan perusahaan dalam memenuhi serta memuaskan kebutuhan konsumen.
Sumber :
stieserelo.ac.id/.../45.../90-pengambilan-keputusan-konsumen.html
http://rajapresentasi.com/2009/04/konsumen-dan-tahapan-pembelian-produk/ http://kreator-dreamandaction.blogspot.com/2011/11/sumber-daya-konsumen-dan-pengetahuan.html
http://abduljabal18.blogspot.com/2009/12/sumber-daya-konsumen-dan-pengetahuan.html