Pages

Kamis, 22 Desember 2011

Tgs Perilaku konsumen 3 ( Bab VIII )


BAB I
PENDAHULUAN

Kepribadian Nilai dan Gaya Hidup
Kepribadian dan gaya hidup merupakan marupakan salah satu dari karakteristik pribadi yang mempengaruhi perilaku konsumen selain umur, pekerjaan, dan situasi ekonomi. Individu mempunyai nilai yang didasarkan pada nilai inti dari masyarakat tempat mereka tinggal, tetapi dimodifikasi oleh nilai dari kelompok lain di mana mereka menjadi anggotanya dan situasi kehidupan individual atau kepribadian. Menurut Milton Rokeach mendefinisikan nilai sebagai kepercayaan yang abadi bahwa modus perilaku tertentu ataukeadaan akhir keberadaan lebih disukai secara pribadi atau secara sosial dibandingkan modus perilaku yang berlawanan atau terbalik atau keadaan akhir keberadaan
Kepribadian dan gaya hidup adalah naluri alamiah yang merupakan atribut atau sifat-sifat yang berada pada sifat manusia, bagaimana cara manusia berfikir, faktor lingkungan sebagai sebuah objek pengaruh dalam menentukan pola berfikir manusia, dan juga faktor pendapatan yang membentuk manusia pada pola-pola konsumerisme. Cara berfikir manusia adalah sebuah ideologi atau gagasan yang bersifat idealistis yang dimiliki setiap manusia secara alamiah untuk menentukan suatu pola terarah dan memiliki sikap dalam menentukan banyak hal, hal inilah yang menjadi indikator bagi para pemasar, bagaimana mereka menganalisa sebuah pemikiran masyarakat agar mau membeli produk mereka.

Sifat Dasar Kepribadian :
1.      Kepribadian Membedakan Individu
Banyak Karakterisitik yang terdapat dalam diri seseorang yang membentuk kepribadian individu menjadi sangat berbeda dengan individu lain, hal yang mempengaruhi tersebut merupakan kombinasi yang unik yang berasal dari berbagai faktor. Mungkin tidak akan ada dua individu yang secara langsung betul - betul sama dan persis kepribadiannya
2.      Kepribadian Bersifat Konsisten dan Bertahan Lama
Kepribadian muncul sejak manusia berumur anak - anak , hal ini sebenarnya sudah dibawa sejak bayi dalam kandungan dan kemudian semakin berkembang sejak manusia itu lahir hingga dewasa. Apabila seseorang telah masuk masa dewasa, komponen ketiga ini terkait juga dengan aspek keyakinan, nilai-nilai, idealita, aspirasi, dan komitmen terhadap filsafat hidupnya. Dilihat dari jenisnya, self-concept ini terdiri atas beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :
a. The Basic Self-Concept
Jame menyebutnya sebagai real self, yaitu konsep seseorang tentang dirinya sebagaimana apa adanya. Jenis ini meliputi : persepsi seseorang tentang penampilan dirinya, kemampuan dan ketidak mampuannya, peranan dan status dalam kehidupannya, dan nilai-nilai, keyakinan, serta aspirasinya.
b. The Transitory Self-Concept
Ini artinya bahwa seseorang memiliki self-concept yang pada suatu saat dia memegangnya, tetapi pada saat lain dia melepaskannya. Self-concept ini mungkin menyenangkan, tetapi juga tidak menyenangkan. Kondisinya sangat situasional, sangat dipengaruhi oleh suasana perasaan (emosi), atau pengalaman yang telah lalu.
c. The Social Self-Concept.
Jenis ini berkembang berdasarkan cara individu mempercayai orang lain yang mempersepsi dirinya, baik melalui perkataan maupun tindakan. Jenis ini sering juga dikatakan sebagai mirror image.
3.      Kepribadian Dapat Berubah
kepribadian juga dapat mengalami perubahan pada keadaan tertentu. Karena adanya berbagai peristiwa hidup seperti kelahiran, kematian, dan lain sebagainya. Kepribadian seseorang berubah tidak hanya sebagai respon terhadap berbagai peristiwa yang terjadi tiba - tiba, tetapi juga sebagai bagian dari proses menuju ke kedewasaan secara berangsur - angsur.
Dalam mempelajari kaitan antara kepribadian dan perilaku konsumen, 3 teori kepribadian yang sering digunakan sebagai acuan adalah :
teori Freudian, Neo Freudian dan teori traits. Teori Freudian yang diperkenalkan oleh Sigmund Freud, mengungkapkan teori psychoanalytic dari kepribadian yang menjadi landasan dalam ilmu psikologi. Berdasarkan teori Freud, kepribadian manusia terdiri dari 3 bagian atau sistem yang saling berinteraksi satu sama lain. Ketiga bagian tersebut adalah id, superego dan ego. Teori kepribadian Neo-Freudian mengemukakan bahwa faktor utama yang mempengaruhi pembentukan kepribadian manusia bukan dari dirinya sendiri, tetapi dari hubungan sosial. Berdasarkan teori trait, kepribadian diukur melalui beberapa karakteristik psikologis yang bersifat spesifik yang disebut dengan trait. Salah satu tes yang dikenal adalah selected single- trait personality. Dalam pemahaman mengenai berbagai karakteristik konsumen yang mempengaruhi perilaku mereka dalam melakukan pembelian, beberapa diantaranya adalah keinovatifan konsumen, faktor kognitif konsumen, tingkat materialisme konsumen, dan ethnocentrism konsumen.
Kepribadian merupakan ciri watak seorang individu yang konsisten yang mendasari perilaku individu. Kepribadian sendiri meliputi kebiasaan, sikap, dan sifat lain yang kas dimiliki seseorang. Tapi kepribadian berkembang jika adanya hubungan dengan orang lain. Dasar pokok dari perilaku seseorang adalah faktor biologis dan psikologisnya. Kepribadian sendiri memiliki banyak segi dan salah satunya adalah self atau diri pribadi atau citra pribadi.
Keputusan membeli dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli.

Konsep Gaya Hidup dan Pengukurannya
Konsep gaya hidup konsumen sedikit berbeda dari kepribadian. Gaya hidup terkait dengan bagaimana seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu mereka. Kepribadian menggambarkan konsumen lebih kepada perspektif internal, yang memperlihatkan karakteristik pola berpikir, perasaan dan persepsi mereka terhadap sesuatu.
Gaya hidup yang diinginkan oleh seseorang mempengaruhi perilaku pembelian yang ada dalam dirinya, dan selanjutnya akan mempengaruhi atau bahkan mengubah gaya hidup individu tersebut.
Konsep diri adalah bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri yang kadang-kadang akan berbeda dari pandangan orang lain. Konsep diri konsumen terbagi ke dalam 4 dimensi, yaitu bagaimana mereka sesungguhnya melihat dirinya sendiri, bagaimana mereka ingin melihat diri mereka sendiri, bagaimana sesungguhnya orang lain melihat diri mereka, dan bagaimana mereka ingin orang lain melihat diri mereka. Bagaimana konsumen memandang diri mereka dapat menjadi dorongan yang kuat pada perilaku mereka di pasar sehingga pemasar dapat menggunakan konsep diri ini dalam merancang strategi pemasaran, misalnya dalam menciptakan merek atau produk baru.
Gaya hidup merupakan pola hidup yang menentukan bagaimana seseorang memilih untuk menggunakan waktu, uang dan energi dan merefleksikan nilai-nilai, rasa, dan kesukaan. Gaya hidup adalah bagaimana seseorang menjalankan apa yang menjadi konsep dirinya yang ditentukan oleh karakteristik individu yang terbangun dan terbentuk sejak lahir dan seiring dengan berlangsungnya interaksi sosial selama mereka menjalani siklus kehidupan.
Konsep gaya hidup konsumen sedikit berbeda dari kepribadian. Gaya hidup terkait dengan bagaimana seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu mereka. Kepribadian menggambarkan konsumen lebih kepada perspektif internal, yang memperlihatkan karakteristik pola berpikir, perasaan dan persepsi mereka terhadap sesuatu.
Psikografi adalah variabel-variabel yang digunakan untuk mengukur gaya hidup. Pengukuran psikografi dapat dilakukan dalam tingkat kespesifikan yang berbeda-beda. Pada satu sisi ekstrem terdapat pengukuran yang bersifat umum yang menyangkut cara-cara umum dalam menjalani kehidupan. Pada satu sisi ekstrem lainnya adalah pengukuran terhadap variabel secara spesifik.
Kebanyakan pengukuran yang dilakukan terhadap psikografis menggunakan variabel-variabel sikap, nilai, demografis dan geografis untuk mengelompokkan konsumen berdasarkan kesamaan-kesamaan tertentu.
Konsep diri, Konsep diri didefinisikan sebagai keseluruhan pemikiran dan perasaan individu yang merujuk kepada diri sendiri sebagai suatu obyek. Produk harus mampu mengkomunikasikan diri konsumen kepada orang lain. Produk yang komunikatif memiliki 3 karakteristik :
1. Terlihat arti pembeliannya, konsumsinya, dan di posisinya terlihat jelas oleh orang lain.
2. Mempunyai variabilitas artinya beberapa konsumen memiliki sumber daya untuk memilikinya,  dimana orang lain tidak dapat. Kalau produk itu bisa dimiliki oleh setiap orang, maka produk tersebut bukan symbol yang baik atau tidak bisa dibuat symbol.
3. Secara simbolik mempunyai kepribadian.
 Pelambangan pribadi merujuk pada seberapa jauh produk menunjukkan citra stereotype dari penggunaan rata-rata.

Pengukuran Ganda Perilaku Individu
Pengukuran ganda perilaku individu digunakan di dalam analisis perilaku konsumen.Kepribadian mempunyai efek atas pembelian, namun gaya hidup memiliki efek yang lebih besar.
Tentu saja sumber daya seperti pendapatan dan waktu juga memberikan efek yang penting. Ancangan elektrik terhadap gaya hidup adalah yang paling praktis untuk mengembangkan strategi pemasaran. tujuannya adalah mengerti konsumen sebaik mungkin.
Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan ciri kepribadian, dan mengapa pendekatan sifat dianggap kuantitatif daripada kualitatif, kita secara singkat akan mempertimbangkan bagaimana tes kepribadian dikembangkan. Sebuah tes kepribadian biasanya terdiri dari satu atau lebih sisik, masing-masing yang mengukur sifat kepribadian spesifik. skala adalah serangkaian pertanyaan atau item yang dirancang untuk mengukur suatu sifat kepribadian tunggal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku individu terhadap pengambilan keputusan konsumen
1. sikap orang lain
2. Faktor situasi tak terduga
Konsumen mungkin membentuk kecenderungan pembelian berdasar pada pendapatan yang diharapkan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan.
PEMBELAJARAN KONSUMEN (CONSUMER LEARNING)
Konsep pembelajaran dibutuhkan memahami kebiasaan, pembelajaran dapat didefenisikan sebagai perubahan perilaku yang berasal dari hasil pengalaman masa lalu. Ada dua aliran pemikir tehadap pemahaman proses pembelajaran konsumen :
 (1) pembelajaran perilaku. Menitiberatkan pada dorongan pada pengaruh perilaku atau perilaku itu sendiri.
 (2) pembelajaran kognitip menitiberatkan pada pemecahan masalah dan menekankan pada variabel pemikiran konsumen yang mempengaruhi pembelajaran.
Empat Tipe Perilaku Konsumen
Berdasarkan pada tingkat keterlibatan dan pengambilan keputusan ada empat tipe perilaku konsumen :
Proses keterlibatan tinggi :
1. Pengambilan keputusan yang kompleks
2. Kesetiaan merek
Proses keterlibatan rendah :
3. pengambilan keputusan terbatas, dan
4. Inertia.

BAB II

PEMBAHASAN

·         Contoh Kasus 1 :
Belanja, adalah kata yang sering digunakan sehari-hari dalam konteks perekonomian, baik di dunia usaha maupun di dalam rumah tangga. Namun kata yang sama telah berkembang artinya sebagai suatu cerminan gaya hidup dan rekreasi pada masyarakat kelas ekonomi tertentu. Belanja juga punya arti tersendiri bagi remaja.
konsumtif biasanya digunakan untuk menunjuk pada perilaku konsumen yang memanfaatkan nilai uang lebih besar dari nilai produksinya untuk barang dan jasa yang bukan menjadi kebutuhan pokok. Misalnya sebagai ilustrasi, seseorang memiliki penghasilan 500 ribu rupiah. Ia membelanjakan 400 ribu rupiah dalam waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Sisa 100 ribu ia belanjakan sepasang sepatu karena sepatu yang dimilikinya untuk bekerja sudah rusak. Dalam hal ini orang tadi belum disebut berperilaku konsumtif. Tapi apabila ia belanjakan untuk sepatu yang sebenarnya tidak ia butuhkan (apalagi ia membeli sepatu 200 ribu dengan kartu kredit), maka ia dapat disebut berperilaku konsumtif.
Dari contoh kasus di atas bisa di lihat bahwa, Kepribadian dan gaya hidup merupakan marupakan salah satu dari karakteristik pribadi yang mempengaruhi perilaku konsumen selain umur, pekerjaan, dan situasi ekonomi.  naluri alamiah yang merupakan atribut atau sifat-sifat yang berada pada sifat manusia.

·         Contoh kasus 2
pembelian sepatu karet basket merek Nike atau sereal Kellogg,s Nutrific. Dalam setiap kasus disini pembelian adalah penting untuk konsumen, sepatu basket karena keterlibatan kepentingan dalam olah raga, makanan sereal untuk orang dewasa karena kebutuhan nutrisi.
Dari contoh tersebut di lihat bahwa terjadi keterlibatan kepentingan tinggi pada pengambilan keputusan yang terjadi. Keputusan membeli dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dan gaya hidup individual.

·         Contoh Kasus 3
Permintaan masyarakat terhadap sepeda motor trens mengalami peningkatan hal tersebut memberikan peluang bagi para produsen sepeda motor untuk melakukan inovasi dari produk yg di hasilkannya. Setiap produsen slalu memproduksi sepeda motor dengan desain-desain terbaru sesuai dengan keinginan konsumen. Jenis sepeda motor yang sangat di gemari konsumen selama ini adalah jenis sepeda motor bebek. Namun pada saat ini beberapa produsen sepeda motor telah memproduksi dan memasarkan jenis sepeda motor matic.
            Dari contoh tersebut bisa di lihat telah terjadi perubahan/peralihan seiring dengan berkembangnya jaman. Bagaimana pengaruh gaya hidup mempengaruhi terhadap keputusan konsumen dalam membeli jenis sepeda motor.





BAB III

Kesimpulan

Jadi kesimpulannya adalah Kepribadian, nilai, dan gaya hidup merupakan sistem yang penting untuk mengerti mengapa orang memperlihatkan perbedaan dalam konsumsi produk dan preferensi merek.Gaya hidup dan kepribadian yang mendasari atau nilai yang mereka refleksikan kerap lebih tampak. Bahkan kepribadian lebih tampak daripada motivasi atau pengetahuan. Kepribadianwalaupun dimengerti dalam bahasa sehari-hari, namun terbukti sulit secara empiris untuk dihubungkan dengan perilaku konsumen. Konsep yang lebih komprehensif telah berkembangyang disebut gaya hidup, yang mencakupi variabel pribadi, sosial, dan demografi yang mungkin pula mempengaruhi perilaku konsumen. Komunikasi produk dan pemasaran kerap dibangun di atas asumsi individualitas di dalam kepribadian atau gaya hidup konsumen. Kepribadian merupakan ciri watak seorang individu yang konsisten yang mendasari perilaku individu. Kepribadian sendiri meliputi kebiasaan, sikap, dan sifat lain yang kas dimiliki seseorang.
Gaya hidup yang diinginkan oleh seseorang mempengaruhi perilaku pembelian yang ada dalam dirinya, dan selanjutnya akan mempengaruhi atau bahkan mengubah gaya hidup individu tersebut.





Daftar Pustaka
http://tulisanntugas.blogspot.com/2010/11/kepribadian-dan-gaya-hidup-mempengaruhi.html
http://hamamsatrio.blogspot.com/2010/12/perilaku-konsumen.html
http://dheygirl.blogspot.com/2009/12/kepribadian-nilai-dan-gaya-hidup.html
http://hamamsatrio.blogspot.com/2010/12/perilaku-konsumen.html http://www.scribd.com/doc/31195467/Bab-12

Kamis, 10 November 2011

Tgs. Perilaku Konsumen 2 ( Bab IV, V, VI )


BAB I

PENDAHULUAN

Dapat dijelaskan perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa.
Menurut Kotler & Amstrong, (2001:354) kualitas produk merupakan senjata strategis yang
potensial untuk mengalahkan pesaing. Jadi hanya perusahaan dengan kualitas
produk paling baik yang akan tumbuh dengan pesat, dan dalam jangka panjang
perusahaan tersebut akan lebih berhasil dari perusahaan yang lain.
Suatu perusahaan dalam mengeluarkan produk sebaiknya disesuaikan
dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan begitu maka produk dapat
bersaing di pasaran, sehingga menjadikan konsumen memiliki banyak alternatif
pilihan produk sebelum mengambil keputusan untuk membeli suatu produk yang
ditawarkan. Keunggulan-keunggulan dari produk dapat diketahui oleh konsumen
dan bisa membuat konsumen tertarik untuk mencoba dan kemudian akan
mengambil keputusan untuk membeli suatu produk tersebut.
Menurut Sutisna, “Setidak-tidaknya ada dua kriteria evaluasi alternatif. Pertama adalah manfaat yang diperoleh dengan membeli produk. Kedua, kepuasan yang diharapkan”(2001:22).
Philip kotler menyatakan “konsumen mempelajari mrek-merek yang tersedia  dan cirri-cirinya. Informasi ini di gunakan untuk mengevaluasi semua alternative yang ada dalam menentukan keputusan pembeliannya”
Loudon dan Bitta ( 1988 ) lebih menekankan perilaku konsumen sebagai suatu proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan individu untuk mengevaluasi, memperoleh, menggunakan, atau mengatur barang dan jasa.
Berdasarkan pendapat tersebut, ketika berbagai alternatif telah diperoleh, konsumen melakukan evaluasi alternatif. Evaluasi altenatif tersebut, dalam keberadaanya ditentukan oleh keterlibatan konsumen dengan produk yang akan dibelinya.
Dari definisi-definisi di atas dapat di tarik beberapa kesimpulan yaitu :
1.      Perilaku konsumen mayority perilaku individu dan rumah tangga
2.      Perilaku konsumen menyangkut suatu proses keputusan sebelum pembelian serta tindakan dalam memperoleh, memakai, mengkonsumsi dan menghabiskan produk.
Memahami perilaku konsumen meliputi perilaku yang dapat di amati seperti jumlah yang si belanjakan, kapan, dengan siapa dan bagaimana barang yang sudah di beli di konsumsi juga termasuk variable-variabel yang tidak dapat di amati seperti nilai-nilai yang tidak di miliki konsumen kebutuhan pribadi, persepsi, bagaimana mereka mengevaluasi alternative dan apa yang mereka rasakan tentang kepemilikan dan penggunaan produk yang bermacam-macam.

Landasan Teori

IV. Evaluasi Alternatif Sebelum Pembelian
4.1 Kriteria Evaluasi
Selama evaluasi, konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola pengumpulan informasi mungkin berubah, evaluasi merek, dan pemilihan merek. Pengalamn konsumsi secara langsung akan berpengaruh apakah konsumen akan membeli merek yang sama lagi.
konsumen memerlukan informasi yang relative lengkap untuk membentuk criteria evaluasi dari kriteria yang baku .Prosesnya lebih rumit dan panjang mengikuti proses tradisional. Mulai dari sadar akan kebutuhan, motivasi untuk memenuhi kebutuhan, mencari informasi, mengembangkan alternative, memilih satu dari berbagai alternatif dan memutuskan untuk membeli. Terutama menyangkut produk yang gampang terlihat oang lain dan sangat mempengaruhi citra diri sosial seseorang (significant others; orang lain yang signifikan bagi kehidupan seseorang, terutama citra dirinya).

4.2 Penentuan Alternativ pilihan
Setelah criteria yang akan menjadi alternative pilihan di tentukan barulah konsumen menentukan alternative produk yang menjadi pilihannya.

4.3 menaksir alternariv pilihan
Setelah alternative pilihan telah di tentukan konsumen perlu menaksir atau memperkirakan produk yang kita tuju sebagai alternative pilihan tersebut. Apakah produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan kita sebagai alternative pilihan dari produk utama ataukah tidak, di perlukan adanya analisis terhadap produk tersebut.

4.4 Menyeleksi Aturan Pengambilan Keputusan 
Keputusan konsumen untuk membeli atau tidak membeli suatu produk atau jasa merupakan saat yang penting bagi
pemasar. Keputusan ini dapat menandai apakah suatu strategi pemasaran telah cukup bijaksana, berwawasan luas, dan efektif, atau apakah kurang baik direncanakan atau keliru menetapkan sasaran. Keputusan merupakan seleksi terhadap dua pilihan alternative atau lebih.
Riset konsumen eksperimental mengungkapkan bahwa menyediakan pilihan bagi konsumen ketika sesungguhnya tidak ada satu pun pilihan, dapat dijadikan strategi bisnis yang tepat, strategi tersebut dapat meningkatkan penjualan dalam jumlah yang sangat besar.
Teori-teori pengambilan keputusan konsumen bervariasi, tergantung kepada asumsi peneliti mengenai sifat-sifat manusia. Terdapat empat pandangan atas pengambilan keputusan konsumen:
  1. Pandangan ekonomi, konsumen sering dianggap sebagai pengambil keputusan yang rasional.
  2. Pandangan pasif, menggambarkan konsumen sebagai orang yang pada dasarnya tunduk pada kepentingan melayani diri dan usaha promosi para pemasar. Para konsumen dianggap sebagai pembeli yang menurutkan kata hati dan irasional.
  3. Pandangan kognitif, menggambarkan konsumen berada diantara pandangan ekonomi dan pandangan pasif yang ekstrim, yang tidak (atau tidak dapat) memperoleh pengetahuan yang mutlak mengenai semua alternatif produk yang tersedia dan karena itu tidak dapat mengambil keputusan yang sempurna, namun secara aktif mencari informasi dan berusaha mengambil keputusan yang memuaskan.
  4. Pandangan emosional, mengambil keputusan yang emosional atau impulsive (menurutkan desakan hati).

V. Pembelian
Keputusan adalah suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif
Setelah konsumen mempunyai evaluasi alternatif maka konsumen akan membuat keputusan untuk membeli. Penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan merek di antara beberapa merek yang tersedia.

5.1 Proses Keputusan Membeli
Pola pengambilan keputusan konsumen dalam melakukan proses pembelian dilalui melalui beragam tahapan. Tahapap itu adalah sebagai berikut.

Proses pengambilan keputusan pembelian

Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
  1. Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
  2. Pencarian informasi (information source).Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi.[Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
  3. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
  4. Keputusan pembelian (purchase decision).[ Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian.Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
  5. Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya.[7] Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan

5.2 Memilih Alternatif Terbaik
pengambilan keputusan membeli produk atau tidak  seseorang dipengaruhi oleh Faktor personal meliputi motivasi, persepsi, pemahaman, kepercayaan, sikap, dan kepribadian seseorang dalam membeli suatu barang yang mereka inginkan.

5.3 Memilih Sumber-sumber Pembelian
 Sumber-sumber yang diperoleh  meliputi:
1.      Pasar
kelompok individual ( perorangan maupun organisasi ) yang mempunyai permintaan terhadap barang tertentu, berdaya beli, dan berniat merealisasikan pembelian tersebut. Secara keseluruhan, perilaku pasar bersifat hetrogen.
2.       Konsumen
motivasi yang dapat dipandang sebagai dasar dari semua perilaku konsumen.
3.      Referensi

VI. Sumber Daya Konsumen dan Pengetahuan
6.1 Sumber daya ekonomi
Adalah potensi ekonomi yang pada dasarnya dapat di artikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu sumberdaya yang dimiliki baik yang tergolong pada sumberdaya alam (natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi) wilayahtingkat ketergantungan terhadap sumberdaya secara struktural harus bisa dialihkan pada sumberdaya alam lain.

6.2 Sumber daya sementara
Waktu menjadi variabel yang semakin penting dalam memahami perilaku konsumen. Karena, konsumen semakin mengalami kemiskinan akan waktu. Namun demikian ada suatu bagian waktu yang dihabiskan untuk kegiatan yang sangat pribadi yaitu waktu senggang. Produk yang diklasifikasikan menurut sifat waktu konsumen disebut barang waktu (time goods).
·         Barang yang Menggunakan Waktu
Produk yang memerlukan pemakaian waktu dalam mengkonsumsinya.
·         Barang Penghemat Waktu Produk yang menghemat waktu memungkinkan konsumen meningkatkan waktu leluasa mereka.

6.3 Sumber daya kognitif
Pengertian sumber daya kognitif adalah kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan.
Sumberdaya Kognitif menggambarkan kapasitas mental yang tersedia untuk menjalankan berbagai kegiatan pengolahan informasi Alokasi Kapasitas Kognitif dikenal sebagai perhatian (attention). Perhatian terdiri dari dua dimensi:
·         Arahan (direction) menggambarkan fokus perhatian
·         Intensitas mengacu pada jumlah kapasitas yang difokuskan pada arahan tertentu. Karena kapasitas tersebut terbatas, orang harus selektif dalam apa yang mereka perhatikan dan berapa banyak perhatian dialokasikan selama pengolahan informasi.

6.4 Kandungan pengetahan
Apa yang dibeli, berapa banyak yang dibeli, dimana membeli dan kapan membeli akan tergantung kepada pengetahuan konsumen mengenai hal-hal tersebut.
Pengetahuan Konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.
·         Pengetahuan Produk
·         Pengetahuan Pembelian
·         Pengetahuan Pemakaian

6.6 Mengukur pengetahuan
pengetahuan dapat di ukur setelah konsumen merasa telah terpenuhi kebutuhannya oleh produk yang mereka beli di karenakan dengan adanya kepuasan konsumen terhadap suatu produk berarti konsumen mengatahui pengetahuan yang benar terhadap produk sebelum produk itu di beli dengan pencarian informasi yang akurat dari produk tersebut.












BAB II

PEMBAHASAN

Contoh Kasus :
Minuman isotonic yang di tawarkan kepada pasar sekitar tahun 1980 an. Karena rasanya yang asin dan tidak biasa bagi konsumen saat itu, penerimaan terhadap produk ini menjadi lebih lambat sekali sedangkan minuman sari buah, the dan air mineral saat itu lebih banyak di minati oleh masyarakat pada masa tersebut. Baru sekitar tahun 2000 an minuman isotonic bisa di terima oleh masyarakat dengan pocari sweat sebagai leader dalam kategori ini.
Bagi makanan dan minuman dengan kategori baru dan menawarkan sesuatu yang lain dengan kebiasaan makan atau norma suatu suku, maka proses yang di butuhkan untuk dapat di terima oleh masyarakat dapan memakan waktu lama dengan kata lain di buruhkan satu generasi penuh agar kategori makanan dan minuman tersebut dapat di terima oleh masyarakat.
Mengetahui suatu budaya atau kebiasaan masyarakat bukanlah pekerjaan mudah karena itulah seorang marketer harus secara cermat dan hati-hati dalam melaksanakan strategi pemasaran. Banyak perusahaan yang berfokus untuk mengedukasi pasar namun karena berlangsung berlangsung untuk waktu lama, perusahaan tersebut harus putus di tengah jalan. Akhirnya yang menikmati adalah pendatang baru yang relative tidak memerlukan banyak upaya untuk melakukan edukasi pasar. Perusahaan tentunya memerlukan kesabaran yang panjang untuk menunggu sampai suatu saat konsumen menerima suatu produk


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Dari contoh kasus di atas dapat di ketahui adalah karakteristik pembeli inilah yang membuat setiap konsumen sebagai individu menjadi berbeda karena setiap orang tentunya memiliki persepsi berbeda-beda terhadap kepuasan dari produk yang di belinya. Dalam melakukan pembelian factor yang menjadi pertimbangan di pengaruhi oleh tingkat kebutuhan akan produk dan factor lain yang juga berpengaruh adalah pemilihan waktu dengan perubahan menyangkut rasa, Perusahaan di tuntut untuk melakukan inovasi seiring perkembangan zaman mengikuti selera yang ada di masyarakat agar segmen yang di bidik tidak melakukan pemilihan alternative terhadap produk lain yang bisa memberi kepuasan konsumen dari produk yang di butuhkannya. Konsumen memerlukan pengetahuan yaitu kumpulan berbagai informasi mengenai produk untuk mengambil keputusan membeli atas produk yang di inginkannya. terjadi evaluasi terhadap produk isotonic setelah konsumen tidak sesuai dengan produk tersebut maka mereka akan memilih alternative yang terbaik terhadap produk yang akan di belinya. Contoh di atas menunjukkan bahwa masyarakat setempat tidak cocok terhadap minuman isotonic karena menurut mereka rasanya yang tidak sesuai dengan selera mereka lalu mereka menentukan alternative pilihan dan mereka berpindah untuk lebih memilih minuman sari buah, teh, atau mungkin air mineral. Perusahaan harus dapat memasarkan barang atau jasa yang diproduksi kepada konsumen agar dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain. Sebagaimana kita ketahui, dunia usaha sekarang ini banyak menghadapi adanya persaingan. Persaingan antar perusahaan sejenis baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif. Oleh karena itu perusahaan yang ingin hidup dan berkembang harus memperhatikan kemampuan perusahaan dalam memenuhi serta memuaskan kebutuhan konsumen.



Sumber :
stieserelo.ac.id/.../45.../90-pengambilan-keputusan-konsumen.html
http://abduljabal18.blogspot.com/2009/12/sumber-daya-konsumen-dan-pengetahuan.html